Selasa, 12 Juli 2011

Ketua Umum PSSI Djohar Arifin: Pemain LPI Boleh Masuk Timnas

Solo– Angin segar berembus dari arena Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Sunan, Solo, yang berakhir Sabtu (9/7) malam. Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, Djohar Arifin Husin, membuka pintu bagi para pemain Liga Primer Indonesia (LPI) untuk membela timnas Indonesia di ajang SEA Games XXVI/ 2011.
Tak cuma pemain LPI, Djohar bahkan membolehkan pemain yang tak punya klub sekalipun untuk membela nama negara. "Seluruh pemain, selama dia masih berstatus sebagai warga negara Indonesia, boleh masuk timnas, termasuk pemain yang berlaga di LPI ataupun yang tidak punya klub sekalipun,” Djohar Arifin, yang akan memimpin PSSI bersama Wakil Ketua Umum Farid Rahman, menegaskan. “Saya akan bicara pada pelatih. Dulu banyak pemain yang tidak punya klub bisa membela timnas. Saya ingin timnas dihuni oleh  pemain-pemain yang terbaik.”
Sebelumnya, pelatih timnas Alfred Riedl tidak mencantumkan satupun pemain LPI dalam skuad timnas senior yang akan bertanding di Pra Piala Dunia, maupun U-23 yang akan berlaga di SEA Games. Riedl beralasan masih menunggu hasil  Kongres PSSI yang akan memutuskan keabsahan status LPI.
Solo– Angin segar berembus dari arena Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Sunan, Solo, yang berakhir Sabtu (9/7) malam. Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, Djohar Arifin Husin, membuka pintu bagi para pemain Liga Primer Indonesia (LPI) untuk membela timnas Indonesia di ajang SEA Games XXVI/ 2011.
Tak cuma pemain LPI, Djohar bahkan membolehkan pemain yang tak punya klub sekalipun untuk membela nama negara. "Seluruh pemain, selama dia masih berstatus sebagai warga negara Indonesia, boleh masuk timnas, termasuk pemain yang berlaga di LPI ataupun yang tidak punya klub sekalipun,” Djohar Arifin, yang akan memimpin PSSI bersama Wakil Ketua Umum Farid Rahman, menegaskan. “Saya akan bicara pada pelatih. Dulu banyak pemain yang tidak punya klub bisa membela timnas. Saya ingin timnas dihuni oleh  pemain-pemain yang terbaik.”
Sebelumnya, pelatih timnas Alfred Riedl tidak mencantumkan satupun pemain LPI dalam skuad timnas senior yang akan bertanding di Pra Piala Dunia, maupun U-23 yang akan berlaga di SEA Games. Riedl beralasan masih menunggu hasil  Kongres PSSI yang akan memutuskan keabsahan status LPI.
Djohar memang memberi perhatian khusus kepada skuad timnas proyeksi SEA Games. "Sudah empat kali SEA Games kita tidak mendapatkan apapun," sambung mantan pemain PSMS, Medan, ini.
Hanya tiga bulan menjelang gelaran SEA Games, sejumlah permasalahan serius masih dialami timnas. Salah satunya, pasukan muda Merah Putih terancam batal berlaga di ajang regional itu karena tidak memiliki dana. Hingga kini Badan Tim Nasional (BTN) belum mendapat sepeser pun dana selama melakukan pelatnas.
"Dana timnas harus ditangani. Kami akan coba lakukan pendekatan kembali dengan lima BUMN, yang sebelumnya menyatakan komitmen membantu timnas," Farid Rahman menambahkan.
Pembinaan pemain muda dan pengoptimalan bakat-bakat dari daerah menjadi perhatian penting duet Djohar Arifin-Farid Rahman. Mereka berencana menyiapkan satu pelatih bersertifikat nasional di setiap kecamatan. "Saya lihat, banyak sekali anak-anak Indonesia yang memiliki bakat luar biasa dalam bermain sepakbola. Namun, bakat itu tidak tertampung karena tidak ada program pengembangan yang baik," ujar Djohar.
“Saya dan Pak Farid merencanakan untuk menyediakan minimal satu pelatih yang memiliki sertifikat nasional di setiap kecamatan untuk melatih dan mengembangkan teknik sepakbola mereka,” papar pria kelahiran Tanjung Pura, 13 September 1950, ini.
Khusus soal LPI, Djohar mengatakan bakal merangkul kompetisi bermoto Change The Game itu. "LPI ibarat anak yang terlanjur lahir dan tidak bisa dibunuh, sehingga harus diakomodasi dan dimasukkan dalam rumah tangga PSSI," kata dia.
Menurut Djohar, sistem di LPI bisa dijadikan contoh atau model pengelolaan bagi klub-klub Liga Super Indonesia (LSI). Misalnya, untuk mendapatkan dana di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang mulai 2012 nanti sudah tak dibolehkan.
Duet Paling Pas
Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman disebut-sebut sebagai duet yang paling pas untuk memimpin PSSI empat tahun ke depan. Trek rekor Djohar di dunia keolahragaan, terutama sepakbola, tidak perlu diragukan lagi. Doktor (Ph.D) Bidang Perencanaan Kota dan Wilayah lulusan Universiti Malaya, Malaysia, ini sudah puluhan tahun bergelut dengan si kulit bundar, baik sebagai pemain, wasit, maupun pengurus. Jabatan terakhir suami Marina Hutabarat ini adalah staf ahli Menpora.
"Saya kenalkan diri saya, Djohar Arifin Husin, dulu pemain PSMS tahun 1970-an. Pernah juara tahun 1975 di Senayan. Kemudian jadi wasit, nasional dan internasional. Kemudian jadi pengurus PSMS, Ketua PSSI Sumatera Utara, Ketua KONI Sumatera Utara," kata Djohar saat memperkenalkan dirinya kepada wartawan.
Sementara Farid, meski belum familiar di telinga publik bola tanah air, punya pengalaman di bidang usaha. Farid selama ini dikenal aktif dalam dunia perbankan. Ia saat ini menjabat sebagai Sekjen Perhimpunan Bank-bank Swasta Nasional (Perbanas). Tapi, pria kelahiran Jakarta pada1958 ini lebih dikenal sebagai Komisaris Bank Saudara yang berada di  dalam Medco Group.
Farid duduk sebagai direktur utama Bank Saudara sejak 1994, dan menjadi komisaris Bank Saudara sejak 26 Mei 2011. Pria tingggi besar ini merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), dan memperoleh gelar MBA  dari Golden Gate University, San Francisco, Amerika Serikat.
Saat ini, Farid masih Sekjen Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI). Namun, karena ingin fokus mengurus PSSI, ia berniat mundur dari induk organisasi pingpong tersebut.
"Saya akan membicarakan dengan PTMSI, soal pengunduran diri dari jabatan yang saya sandang saat ini, karena ini merupakan jabatan yang tidak bisa disambi-sambi," tegas Farid Rahman, yang mengalahkan Erwin Aksa dalam pemilihan wakil ketua umum PSSI pada putaran kedua.
Apapun, terpilihnya Djohar Arifin Husin-Farid Rahman melegakan pihak-pihak yang menginginkan adanya perubahan di tubuh PSSI. Pecinta bola di seluruh tanah air menunggu gebrakan keduanya dalam membangun sepakbola yang bersih, mandiri, dan berprestasi internasional.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls